Mencioptakan Konsep Efisiensi Energi
Green Architecture
Sebuah Konsep Impian bagi Rumah Masa Depan
Global Warming dan high level carbon emission berkembang lebih dari sekadar isu. Bila boleh memprediksi, dalam 10 tahun ke depan, andaikan tren penggunaan energi fosil dan peningkatan emisi karbon ke atmosfir tetap stagnan, maka kurang lebih 8-10% luas daratan akan berkurang setiap tahunnya. Kemudian pada dekade berikutnya, manusia harus siap menjadi korban petaka bumi.
Demi menjawab isu peningkatan suhu bumi yang melahirkan degradasi kualitas lingkungan, gerakan peduli alam lalu berlaku sebagai tren di segala aspek, termasuk arsitektur rumah tinggal dan lingkungannya.
Konsep Green Architectur, seperti yang diungkapkan oleh Dr Ir Eddy Prianto CES DEA Dosen Arsitektur Undip Semarang yang juga pakar arsitektur ramah lingkungan, pada dasarnya merespon tiga hal, yaitu keberhasilan desain dalam mengefisienkan penggunaan energi listrik dan air, menjamin kesehatan penghuninya, dan berhasil dalam mengurangi dampak lingkungan.
Terapan atas konsep tersebut akan memberi konstribusi signifikan terhadap pengurangan biaya operasional karena penggunaan energi dan air yang lebih sedikit, peningkatan kesehatan bagi penghuni karena terjaganya kualitas udara di dalam ruangan dan berkurangnya dampak buruk lingkungan karena terkendalinya peningkatan suhu lingkungannya serta terkontrolnya pembuangan limbah air ataupun sampah ke lingkungan hingga tercipta lingkungan yang hijau karena pemakaian elemen tanaman dan pengolahan air yang baik. Menentang alam
Mendesain rumah tinggal yang dengan sengaja maupun tidak melawan alam, menurut Eddy, bisa berdampak, baik bagi penghuninya saat ini maupun pada lingkungannya di waktu mendatang. Desain rumah yang mengabaikan fungsi perlindungan panas matahari atau curahan hujan dari penerapan tritisan rumah justru bakal merepotkan penghuninya. Terpaan hujan dan pancaran panas berlebihan, selain membuat material bangunan (dinding, bahan kusen hingga cat) berumur pendek juga berdampak pada konsumsi kebutuhan energi listrik berlebih.
Karena ingin suasana dalam rumah tetap adem, si penghuni lalu "mempekerjakan" alat elektronik tambahan seperti AC. Padahal, untuk meminimalisir panas dan menghemat energi, penggunaan tanaman hijau bisa dioptimalkan. "Menanam tanaman rambat atau menempatkan pot tanaman di atas atap adalah salah satu solusi. Selain sebagai barrier alami yang melindungi dan menahan panas sinar matahari, berperan pula sebagai penyerap gas CO2," tambah Eddy.
Ia pun mengamati adanya kesalahan para pencipta bangunan dalam menyelaraskan pilihan model rumah terhadap iklim lingkungan setempat. Memperkecil dimensi aliran udara atau pelubangan dinding dan meminimalisir tinggi permukaan plafon al pada rumah di daerah berhawa panas (seperti Semarang atau kota pinggiran pantai) dan bukannya mengekplorasi bentuk krepyak pada pintu, jendela, dan atap hingga pemakaian selasar sebagaimana karya arsitektur vernakular. Menekan pemborosan energi
Efisiensi energi dalam menciptakan kehangatan ataupun kesejukan dalam suatu rumah tinggal terkait erat dengan keberhasilan arsitek dalam mengolah kulit bangunan untuk merespon iklim setempat. Bila gagal, dampaknya bukan saja pada tipe rumah yang tidak ramah lingkungan tapi juga pada ketidaknyamanan penghuninya baik dari aspek subyektif dan obyektifnya.
Yang harus dipahami, adalah dengan mengembangkan konsep arsitektur hijau, kita bisa menekan pemborosan energi di sektor ini. Makna yang lebih penting adalah kita bisa menghambat laju pemanasan dunia. Dengan konsep rumah hijau disadari atau tidak, penggunaan listrik secara signifikan dapat ditekan dan kenyamanan berhuni dapat dirasakan jauh lebih baik.
Sosialisasi berkesinambungan perlu terus dilakukan, agar seluruh penghuni bumi menjadi penerap yang konsisten. "Percuma mengkampanyekan konsep hijau, tapi disiplin dan kesadaran kita untuk menjalankannya belum penuh. Minimal dari scope yang terkecil, yaitu keluarga," kata Sudjadi, SE Ketua REI Jateng. Maka, untuk mewujudkannya, perlu dilakukan pembelajaran menyeluruh kepada masyarakat yang didukung dengan contoh kongkret sebagai bagian dari proses memperpanjang umur bumi.
Sumber: http://www.alpensteel.com/article/53-101-energi-terbarukan--renewable-energy/3696--menciptakan-konsep-efisiensi-energi
0 komentar:
Posting Komentar