Sabtu, 08 November 2014

ISD BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI


Nama : Zulfikar Zuhdi

Kelas : 1TB03

NPM : 2C314694


1. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi


    1.1. Pengertian Pemuda

           Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh

          Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi sebelumnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.

    1.2. Pengertian Sosialisasi

           Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarah dagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.

    1.3. Internalisasi Belajar dan Sosialisasi

           Kedua kata atau istilah internalisasi dan Sosialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).            Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan sosialisasi adalah suatu proses yang mempelajari tentang norma-norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya di lingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi di dalam lingkungan masyarakat, maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.

    1.4. Proses Sosialisasi

           Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari.Teori proses sosialisasi yang paling umum digunakan, yaitu :Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept). Proses pembentukan konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut.” Seorang anak membayangkan bagaimana dia di mata orang lain.”Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi dan sering menang di berbagai lomba.“Seorang anak membayangkan bagaimana orang lain menilainya.”Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua selalu memamerkan kepandaiannya.“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian tersebut”Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.

    1.5. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat

           Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.


2. Pemuda dan Identitas

    
    2.1. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

          Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-banar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun belandaskan :

1. Landasaan idiil : Pancasila.
2. Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945.
3. Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara.
4. Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
5. Landasaan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.

Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:1. Sosial psikologi
3. Sosial ekonomi
4. Sosial politik
2. Sosial budaya


    2.2. 2 Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

          Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua yaitu:

1. Generasi Muda sebagai SubyekGenerasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan           untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka       kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.2. Generasi Muda sebagai ObyekGenerasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarahkan             kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara           fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.

    2.3. Masalah-Masalah Generasi Muda

           Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda ini adalah:

1. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.

2. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya

3. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia.

4. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.

5. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan.

6. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur.

7. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental.

8. Pergaulan bebas.

9. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika.

10. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.

    2.4. Potensi-Potensi Generasi Muda

           Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :           

1. Idealisme dan daya kritis2. Dinamika dan kreatifitas3. Keberanian mengambil resiko4. Optimis dan kegairahan semangat5. Sikap kemandirian dan disiplin murni6. Terdidik7. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan8. Patriotisme dan nasionalisme9. Sikap kesatria10. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi


    2.5. Tujuan Pokok Sosialisasi

           Tujuan pokok sosialisasi, yaitu:

1. Memberikan keterampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.3. Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri     yang tepat.4. Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang                 ada dimasyarakat.

3. Perguruan dan Pendidikan


    3.1. Mengembangkan Potensi Generasi Muda

           Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda didorong dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk, proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta (Kingsbury. Louise, 1978:59)

           Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.

1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di         masyarakat.

2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.

3. Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

4. Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada               lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.

    3.2. Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi

           Batasan tentang Pendidikan Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.

1. Pendidikan sebagai Proses transformasi
    Budaya Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan             budaya dari satu generasi ke generasi yang lain


2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan
    Pribadi Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang             sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.


3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan
    Warga Negara Pendidikan sebagai penyiapan. Warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang     terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.


4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
    Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik     sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.


5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN 
    GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai           berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan         pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat     memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Perguruan Tinggi adalah Perguruan Tinggi yang didambakan, diimpikan, diharapkan, difavoritkan, dan dicintai oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat kampus pada khususnya.   Agar bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman, maka ada 5 faktor yang menurut saya harus dipenuhi oleh Perguruan Tinggi, yaitu : 1. Mutu / Kualitas2. Biaya murah / terjangkau3. Keamanan / Kenyamanan4. Mengikuti Perkembangan Zaman Bermanfaat Bagi Mayarakat

    3.3. Alasan  Untuk Berkesempatan mengenyam Perguruan Tinggi

           Dalam hal inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting. Karena berbagai alasan:


1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat didalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.


 2. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya, dan melalui pelajaran seperti, PPKN, Sejarah dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.


 3. Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya dimana hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya, sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.


 4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan. Struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh kedepan serta ketrampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;